BULELENG KOTA SINGARAJA


BULELENG KOTA SINGARAJA
Kabupaten Buleleng terletak di bagian paling utara Pulau Bali yang beribu kota Singaraja. yang mempunyai wilayah terluas diantara sembilan (9) Kabupaten dan kota di Bali. Luas wilayahnya adalah 27,98 km² dan penduduknya berjumlah 80.500 jiwa. Kepadatan penduduknya adalah 2877 jiwa/km². Letaknya berada pada 08° 03’40” - 08° 23’00” LS 114° dan 25’ 55” - 115° 27’ 28” BT. Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Jembrana di sebelah barat, Kabupaten Karangasem di sebelah timur dan Kabupaten Bangli, Tabanan dan Badung di sebelah selatan. Kabupaten Buleleng dibagi kepada 9 kecamatan dan 146 desa/kelurahan yang diantaranya adalah :
1. Gerokgak
2. Seririt
3. Busung Biu
4. Banjar
5. Buleleng
6. Sukasada
7. Sawan
8. Kubutambahan
9. Tejakula

Pada abad ke-17 dan abad ke-18 Singaraja merupakan pusat kerajaan Buleleng. Pada tahun 1846 bangsa Belanda menjajah bagian Bali utara. Kemudian Singaraja sempat menjadi ibu kota Kepulauan Sunda Kecil dan ibu kota Bali sampai tahun 1958.

Tempat-tempat menarik 

Terdapat beberapa tempat - tempat menarik  dan daerah wisata di Buleleng diantaranya :

  • Gedong Kirtya
  • Pantai Lovina
  • Air Sanih
  • Air Panas Banjar
  • Jagaraga
  • Sangsit dan pura Beji
  • Pura dalem Sangsit
  • Desa Sawan (tempat pembuatan alat musik Gamelan).
  • Pura Batu Bolong
  • Air Terjun Gitgit
  • Ponjok Batu
  • Sembiran
  • Gitgit
  • Danau Buyan dan danau Tamblingan
  • Desa Beratan (tempat produksi perhiasan emas dan perak).
  • Desa Banyuning (terkenal karena kerajinan perangkat tanah liat).
  • Air terjun Sing sing
  • Kuburan Belanda
  • Pantai Lovina dan Patung Dolphin Lovina
  • Patung ganesha terbesar di asia tenggara
  • Air panas banjar dan wihara yang ada di desa banjar
  • Pura pulaki
  • Pura Celukterima
  • Pulau Menjangan
  • Desa Mayong
  • dan masih banyak lainnya yang tidak kalah indahanya tanah Buleleng
  •  
Makna dari Filosofi Kota Singaraja :
Setiap Kota atau daerah biasanya selalu memiliki Logo atau Lambang dari kota tersebut dan ini sedikit ulasan tentang Logo atau Lambang Singaraja.
  • Yupa Padmasana yang berbentuk segi lima : melambangkan falsafah negara RI yaitu Pancasila.
  • Arca Singa-Raja yang bersayap : sebagai lambang nama kota Daerah Kabupaten Buleleng yang terbentang dari Timur ke Barat
  • Buleleng atau Jagung Gembal yang dipegang tangan kanan singa itu : melambangkan nama Daerah Kabupaten yaitu : Buleleng yang dipegang oleh Kota Singaraja.
  • Motto “Singa Ambara Raja” : melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Buleleng.
  • Sembilan helai Kelopak Bunga Teratai : melambangkan sembilan kecamatan yang ada di Daerah Tingkat II Buleleng.
  • Tiga Ekor Gajah Mina : melambangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan kepandaian rakyat Buleleng.
  • Tiga buah permata yang memancar berkilau-kilauan : melambangkan kewaspadaan dan kesiap siagaan rakyat Buleleng.
  • Jumlah bulu sayap yang besar dan yang kecil tiga puluh helai yaitu : sayap jajaran yang pertama banyaknya 5 helai, kedua banyaknya 7 helai, ketiga banyaknya 8 helai dan sayap jajaran yang keempat banyaknya 10 helai. Melambangkan tanggal atau hari lahirnya kota Singaraja.
  • Tiga puluh tulang pemegang bulu sayap : melambangkan bulan yang ketiga atau bulan Maret yaitu bulan lahirnya kota singaraja.
  • Rambut, bulu gembal, bulu ekor Singa yang panjang-panjang jumlah seribu enam ratus empat helai : melambangkan tahun lahirnya kota Singaraja
  • Dari No. 8 sampai 10 jika dirangkaikan melambangkan tanggal 30 Maret 1604 hari lahirnya Kota Singaraja.
  • Lambang Daerah Kabupaten Buleleng dalam bentuk Panji mempergunakan dasar warna biru cemerlang. Melambangkan warna pikiran yang taat, cinta dan berbakti ke hadapan Ida Sang hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa.
  • Singa Ambara atau Singa Bersayap berwarna merah hidup : melambangkan warna pikiran yang bersemangat dalam keperwiraan.
  • Warna putih bersih : merupakan simbul hati nurani yang sangat bersih dan jujur.
  • Warna hitam adalah : lambang kemarahan dan siap maju bila diganggu.
  • Motto “Singa Ambara Raja: melambangkan kelincahan dan semangat kepahlawanan rakyat Kabupaten Buleleng.
Jika ditinjau dari segi Seperti daerah Bali pada umumnya, Buleleng beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1365 mm pertahun, musim hujan berkisar antara bulan Oktober s/d April sedangkan kemarau antara bulan April s/d Oktober. Panjang ruas pantai Kabupaten Buleleng sekitar 144 km, 19 km-nya melewati Kecamatan Tejakula. Selain sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali, kabupaten Buleleng juga memiliki obyek pariwisata yang cukup banyak seperti pantai Lovina, pura Pulaki, Air Sanih, dan tentunya kota Singaraja sendiri.
 
Jika ditinjau dari segi pengembangan pariwisata, potensi seni di Kabupaten Buleleng tidak kalah dengan kabupaten di Bali yang lain. Selain daerah pariwisata, terdapat juga suatu kesenian unik yang tidak ditemui di Kabupaten lain seperti Sapi Gerumbungan. Sapi Gerumbungan adalah merupakan jenis kesenian yang dipadukan dengan kegiatan olah raga yang biasa dilaksanakan sekitar Bulan Agustus di Lapangan Desa Kaliasem Lovina sekitar 11 km sebelah barat Kota Singaraja. Sejak dulu kesenian ini sangat digemari oleh para petani. Bahkan hingga kini menjadi tradisi diantara para petani, setelah selesai membajak sawahnya yang siap untuk ditanami, para petani mengadakan sejenis hiburan yang dikenal dengan “Megrumbungan”. Gerumbungan itu berupa Genta besar yang digantungkan pada leher sapi jantan. Sepasang sapi yang sudah terlatih dihubungkan pada lehernya dengan sebuah alat dari kayu yang disebut “uga”.
 
Megoak-goakan merupakan tarian rakyat sering dipentaskan menjelang Hari Raya Nyepi dan hanya terdapat di Desa Panji, Kecamatan Sukasada 6 km ke selatan dari Kota Singaraja. Nama megoak-goakan dikembangkan dari nama Burung Goak (Burung Gagak) ketika burung itu mengincar mangsanya kegiatan ini merupakan pementasan ulang dari sejarah kepahlawanan Ki Barak Panji Sakti sebagei Pahlawan Buleleng pada waktu menaklukan Kerajaan Blambangan di Jawa Timur.

Daerah wisata yang hingga saat ini dikembangkan dan cukup populer hingga ke mancanegara adalah Air Panas Banjar yang terletak di Desa Banjar, Kecamatan Banjar. Kira-kira 19 km sebelah barat dari Kota Singaraja dan 1 km sebelah barat Wihara Budha. Air Panas Banjar (Hot Spring) sudah tidak asing lagi bagi para praktisi pariwisata. Berbagai tamu dari mancanegara telah mengunjungi wisata alam ini. Air panas yang muncul dari perbukitan setempat dibuat bertingkat, ditingkat pertama terdiri dari beberapa pancoran dimana wisatawan dapat mandi air panas.
 
Kuburan Jaya Prana dan Layon Sari ini terletak di sebelah barat Kabupaten Buleleng, kawasan hutan belukar Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, kira-kira 67 km sebelah barat Kota Singaraja. Kuburan ini merupakan bangunan kisah romantis seperti cerita Romeo dan Juliet. Jaya Prana dan Layon Sari adalah merupakan pasangan suami isteri yang sangat ideal pada masa Kerajaan Wanekeling Kalianget tempo dulu. Karena kecantikannya sang raja jatuh cinta pada Layon Sari dan dengan tipu muslihatnya dapat membunuh Jaya Prana. Sedangkan Layon Sari yang tidak mau diperistri oleh raja memilih bunuh diri untuk menyusul suami tercintanya. Kuburan tersebut sering didatangi wisatawan atau umat yang datang sekaligus melakukan persembahyangan. Apalagi pada hari raya suci agama Hindu, seperti Purnama Tilem, Galungan dan Kuningan, serta hari raya lainnya. 

Pulau Menjangan adalah Pulau Karang yang terletak di ujung barat laut Pulau Bali. Pulau ini terdapat di Kecamatan Grokgak, 55 km sebelah selatan Kota Singaraja. Pulau Menjangan merupakan salah satu tempat menyelam terbaik di Dunia. Disini keindahan dan misteri pemandangan bawah laut dapat ditemukan. Kecantikan taman lautnya telah mampu menarik perhatian para penyelam tingkat dunia. Di pulau ini pengunjung tidak diperkenankan memancing, mencari karang atau berburu binatang karena semua kehidupan di pulau ini dilindungi.
 
Wisata Lovina terletak di Desa Kalibukbuk 10 km sebelah barat Kota Singaraja. Daya tarik utamanya adalah pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, karang laut dengan ikan-ikan tropisnya. Di daerah Lovina ini tersebar begitu banyak hotel dan restourant karena kawasan ini merupakan salah satu objek wisata di Buleleng yang cukup diunggulkan. Tak heran jika kawasan ini selalu ramai oleh wisatawan domestik maupun luar negeri. Pantai Lovina sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, snorkling, berenang dan memancing. Disamping daya tarik tersebut, adanya ikan lumba-lumba menambah nilai plush kawasan ini. Ikan lumba-lumba yang jumlahnya ratusan dapat dilihat pagi hari, kurang lebih 1 km lepas pantai. 

Air Terjun Gitgit terletak di Desa Gitgit Kecamatan Sukasada. Kira-kira 11 km dari kota Singaraja. Air terjun yang berketinggian sekitar 35m memiliki pemandangan yang indah serta hawa yang sejuk. Air terjun ini selalu ramai pengunjung, apalagi di hari-hari libur.
Selain beberapa potensi yang disebutkan diatas, masih banyak daerah wisata beserta kesenian yang terdapat di Kabupaten Buleleng. Saat ini Bupati Buleleng Drs. Putu Bagiada, MM. Tetap berupaya untuk mengembangkan pola tata wisata Kabupaten Buleleng agar tetap eksis dan semakin maju. Satu lagi yang sampai saat ini dikembangkan di Kabupaten Buleleng yaitu pengembangan produk lokal, yaitu pemanfaatan air minum yang berlabel yeh buleleng. Yeh Buleleng adalah salah satu contoh kecil dari upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi Kabupaten Buleleng. Air mineral layak konsumsi ini berasal dari mata air bersih di kawasan mumbul Singaraja. Air yang dikelola dalam bentuk kemasan ini siap di pasarkan, yang saat ini pemasarannya hanya di sekitar Buleleng saja. Melalui upaya pemerintah daerah ini, secara tidak langsung, sekaligus mengarahkan kepada warga Buleleng untuk lebih mencintai produk lokal.
 

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Nasional Bali Barat mempunyai luas 19.002,89 ha. terdiri dari kawasan terestrial seluas 15.587,89 ha. dan kawasan perairan selaus 3.415 ha. Potensi Taman Nasional Bali Barat meliputi berbagai jenis flora dan fauna liar, yang berstatus langka, dilindungi maupun yang keberadaannya masih melimpah, habitat dan letak geomorfologinya serta keindahan alamnya.
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi, yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Potensi TNBB meliputi berbagai jenis flora dan fauna liar, yang berstatus langka, dilindungi maupun yang keberadaannya masih melimpah, habitat dan letak geomorfologinya serta keindahan alamnya yang masih dalam keadaan utuh. Ekosistem di dalam kawasan TNBB cukup potensial dan lengkap yang meliputi perairan laut, pantai dan pesisirnya, hutan dataran rendah sampai pegunungan merupakan habitat alami bagi hidupan liar yang juga menunjukkan tingginya keanekaragaman hayati antara lain terumbu karang dan biota laut lainnya, vegetasi mangrove, hutan rawa payau, savana dan hutan musim. Flora dan fauna yang cukup beragam, sampai saat ini telah diidentifikasi 176 jenis flora meliputi pohon, semak, tumbuhan memanjat, menjalar, jenis herba, anggrek, paku-pakuan dan rerumputan. Untuk jenis fauna terdiri dari 17 jenis mamalia, 160 jenis burung (aves) , berbagai jenis reptil dan ikan.
Tiga sasaran pokok kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya :
  1. Menjamin terpeliharanya proses ekologis yang menunjang sistem penyangga kehidupan bagi kelangsungan pembangunan kesejahteran manusia.
  2. Terkendalinya cara-cara pemanfaatan sumber daya alam hayati sehingga terjamin kelestarian manfaatnya.
  3. Terpeliharanya keanekaragaman sumber genetik dan tipe-tipe ekosistem sehingga mampu menunjang pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Taman Nasional Bali Barat mempunyai luas 19.002,89 ha. terdiri dari kawasan terestrial seluas 15.587,89 ha. dan kawasan perairan selaus 3.415 ha dan sebagai salah satu kawasan kawasan konservasi, pengelolaan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) ditujukan untuk :
  1. Perlindungan populasi Jalak Bali beserta ekosistem lainnya seperti ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai dan ekosistem hutan daratan rendah sampai pegunungan sebagai sistem penyangga kehidupan terutama ditujukan untuk menjaga keaslian, keutuhan dan keragaman suksesi alam dalam unit-unit ekosistem yang mantap dan mampu mendukung kehidupan secara optimal.
  2. Pengawetan keragaman jenis flora dan fauna serta ekosistemnya ditujukan untuk melindungi, memulihkan keaslian, mengembangkan populasi dan keragaman genetik dalam kawasan TNBB dari gangguan manusia.
  3. Pemanfaatan secara lestari Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.

 
++ TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA DAN SEMOGA BERMANFAAT ++
*** LOVE FOR ALL***